Tentang Anak-Anak yang Masih Mencari Rumah








45 Tahun usia Ibu Kini. Nyaris 24 Tahun saya menjadi anak sulung nya, 21 Tahun Geby menjadi anak tengah nya. Dan 18 tahun Akbar menjadi si Bungsu.

Kalu boleh membalik-balik waktu, 15 atau 20 Tahun lalu saya , Geby dan Akbar tentu sedang rewel-rewel nya membuat Ibu muda itu kewalahan. Dengan rengekan nya meminta eskrim Paddlepop atau tambahan uang jajan untuk membeli rumah-rumahan kertas di sekolah. Atau giliran ambil raport saat ketiga anak nya sudah mulai bersekolah. Dari nya, kami belajar sabar juga memilah apa yang disebut baik, apa yang disebut buruk.

Ibu dan Ayah bukan orang tua kaya yang mampu mengeluarkan banyak kocek demi permintaan ini-itu dari anak-anaknya. Sehingga, ada kala nya dulu ibu mengajarkan kami menyisihkan uang jajan seratus dua ratus Rupiah kedalam celengan ayam jago. “nanti dipecah kalo udah penuh. Buat beli mainan baru”  Begitu kata Ibu. Dan darinya, kami belajar hidup sederhana.

Sebagai anak perempuan tertua di rumah, Ibu sering berceramah untuk mengayomi dua adikku yang terkadang aku pikir menyebalkan. Mengerem marah, perintah atau ribut yang hobi kami bertiga lakukan. Dan darinya, kami belajar merendah. Meski kadang, hidup sering merayu untuk meninggi dan menyombong.

Pun memeluk bahagia saat aku mendapat ranking di kelas, juara menulis , lulus kuliah, atau  diterima kerja pertama kali. Juga peluk menenangkan saat anak sulung nya merasa patah hingga titik terlemahnya.

Sekarang, anak-anak mu sudah mulai besar bu. Sedang berjalan sedikit-sedikit. Memilah-milah mana baik, mana buruk . belajar memimpin juga menerima dipimpin, belajar merendah dan sederhana, belajar menghargai rumah dan mensyukurinya.
Nanti, pasti ada saat nya. Teteh (nama panggilan ku) tidak tinggal lagi dirumah, entah diboyong suami atau tugas kerja diluar kota. Begitupun Mbi (nama panggilan untuk Geby) , Juga Yayang (nama panggilan untuk Akbar) mungkin akan berkeluarga baru atau pindah rumah karena tugas baru.

Nanti pasti ada saat nya, kami akan merindukan Ibu. Mungkin aku akan bingung nanti tentang takaran yang pas untuk memasak makanan buat Suami atau cara menyikapi rumah tangga. Tapi itu nanti, sekarang masih ada Ibu yang mengajari.

Kami, bu. Ketiga anak mu sedang mencari-cari Rumah. Sedang mencari-carai arah hidup Besok.
Tapi dimanapun itu, Selama masih ada Ibu. Disana kami akan selalu pulang.
Whenever You Are, We Feel Like Home.

Selamat 45 tahun Ibu.. Segalanya yang terbaik buat Ibu Selalu.

Love You.
Anak-anak Nakal mu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer