Surat (cinta) Untuk Masa Lalu

Kepada kamu, Jika mati selalu disebut-sebut oleh banyak orang sebagai RIP (Rest In Peace), maka ku pastikan, kamu, disana seharusnya mengalami LIP (Life In Peace) .  
Kepada kamu, Taukah kamu, bahwa sesungguhnya kamu adalah halaman buku paling menarik seperti halaman buku Dewi Lestari atau Andrea Hirata yang selalu ingin aku kunjungi, ku baca,ku resapi lalu berulang-ulang berhasil mendoktrin pikiranku, lalu sejenak aku tercekat, bagaimana Tuhan bisa menciptakan manusia-manusia hebat seperti mereka? Seperti kamu..
Namun,taukah kamu? kamu juga halaman buku paling menyeramkan. Seperti kisah-kisah R.L Stine yang selalu ku baca dengan penuh ketegangan sekaligus penasaran luar biasa.  
Kepada Kamu, Terima Kasih telah berhasil melupakan ku, Karena, dengan melupakan ku, kamu pernah berhasil mengingatku..
Terima kasih telah berhasil menjauhi ku, Karena, dengan begitu, aku tau..ada titik dimana kita pernah merasa dekat. Sangat dekat Walau itu. Dulu..  
Kepada kamu, Jika kamu (mungkin) masih sempat, peduli atau bahkan mau membaca kisah ini. (Hey, dalam tahap ini, aku bukan sedang mengiba atau berusaha membuat hati mu gerimis. Bukan itu)

Mungkin, kamu akan mengenangku sabagai seorang.. Ah, aku enggan menyebutnya.. sebut saja sebagai masa lalu. Sebut saja sebagai wanita yang pernah kau ambil hati nya penuh-penuh, namun pada akhir nya, kau kembalikan lagi separuh nya saja. Hati ku masih belum kau kembalikan penuh-penuh.
Dan kepingan nya ini, yang selalu berhasil memaksaku untuk menuliskan kata-kata bodoh ini untuk mu, kepingan nya ini yang selalu berhasil membuat ku menitikkan sedikit saja air mata, jika kamu mulai berkelebatan lagi di pikiran ku..Sedikit saja.  
Kepada Kamu, Jika kini, di setiap bangun dan tidur mu, bukan lagi aku yang mampir di pikiranmu. Oh, sungguh tidak apa-apa.. Tapi, Jangan pernah salahkan aku, Jika sampai surat ini kau baca, masih saja kamu yang rajin menghampiri pikiran ku.
Jika hingga malam-malam dan lelapku, aku masih di hampiri mimpi yang sama. Mimpi tentang kisah kita berdua, bergulir, seperti nyata walau sebenarnya itu hanya berserakan di masa lalu yang kini susah payah aku ubah. Dan disana, aku selalu bertanya-tanya "Sampai kapan, hey Kamu?"  
Kepada Kamu, Tak apa jika posisi ku terganti. Bukan kah lumrah dalam kehidupan manusia? Berpisah, hilang, terlupa lalu terganti.. Segala yang hilang, akan diganti dengan yang lebih baik.. Dan, Kamu sudah sampai pada titik itu..

Tak apa jika kerabat, sahabat dan rekan mu menjadikan ku sebagai perbandingan. Bukankah sifat kita -manusia- adalah selalu membandingkan?
Tak apa jika pada akhirnya bukan aku yang akan bergabung dalam silsilah dan foto keluargamu, Bukan kah itu bagian dari takdir? Dan skenario Tuhan yang selalu kita percayai hingga kini, adalah skenario yang terbaik?  
Kepada kamu, Ah,sungguh lagi-lagi pertanyaan bodoh yang ingin aku lontarkan.. Mengapa kita mesti bertemu jika pada akhirnya kita tidaklah satu? Orang-orang disana selalu menjawab : "karena, kita harus bertemu orang yang tidak tepat, sebelum akhirnya bertemu orang yang tepat" .
Jadi, baiklah.. Mari ku simpulkan.. Aku bukan lah orang yang tepat. Aku adalah kekeliruan mu. Aku adalah pelajaran. Aku adalah ujian. Aku adalah masa lalu.  
Kepada Kamu, Ketika kamu dan dia sedang gencar me resolusi masa depan Bermimpi akan bahagia Lalu mengejar nya berdua, Aku masih sibuk sendiri. Sibuk akan masa lalu yang belum selesai. Hey, aku tidak menyalahkan mu.. Ini pilihan ku. Namun, aku berjanji tidak akan lama lagi. Karena, aku percaya.. Tuhan sudah menyediakan pula Jodoh ku.. Jodoh. Bukan pengganti mu. Yang akan mendekapku lama-lama. Hingga aku lupa. Hingga aku amnesia. Luka itu apa?  
Kepada kamu, Ah,sudahlah.. Dunia kita tak lagi sama Mimpi kita sudah berbeda   Kepada kamu, Jas dan calon pengantin mu sudah memanggil-manggil. Ijab dan kabul sudah tak sabar ingin di lafalkan oleh mu..
Selamat tinggal, kamu.. Bahagia untuk mu. Selalu.

"Tulisan ini diikutsertakan untuk #suratuntukruth novel Bernard batubara @gramedia"

Komentar

Postingan Populer