To Get Married




“Apa sih yang bikin yakin nikah sama dia?”
Beberapa teman bertanya hal serupa. Pun pertanyaan yang sama yang pernah terlintas di pikiran juga terlontar dalam kata-kataku sebelum bertemu dengannya.

What make you sooo sure to get married? And to choose him/her”
Beberapa kali kutanyakan hal serupa pada teman yang akan menikah. Dan jawaban nya hampir sama “Yakin aja” atau “Nanti juga lo tau sendiri jawabannya”.

Dan hari ini, aku adalah seorang istri.  
Bahagia? Tentu! Bisa melihat orang yang disayangi dengan wajah lucu nya saat tidur, mengecupnya berkali-kali sesuka hati, bermanja-manja dan menceritakan apapun entah keluh kesah, ide atau cerita lucu yang terkadang tidak penting.

Dia bukan lelaki yang sempurna.Pun diriku. Ia seorang lelaki biasa yang gemar berlama-lama di depan laptop, bekerja keras demi karir dan masih menyisihkan bagian gaji nya untuk melengkapi koleksi mobil-mobilan atau pun pomade rambut kekinian di dalam kamarnya.
Di antara beragam perilakunya, aku ingin menjadi salah satu alasan dirinya pulang lebih awal dari kantornya sesekali, alasan bagi dirinya untuk menjaga kesehatan lebih baik dan senyum-senyum yang makin mengembang dari bibirnya.

Karena hari esok –kita tau- akan makin dan lebih berat ujiannya. Entah karena perut yang makin membesar karena bayi yang makin hari makin bertumbuh, atau bergadang di tiap-tiap malam karena rengekan dan tangisan bayi, harga kebutuhan sehari-hari serta  pendidikan anak yang makin mahal atau kesehatan yang menurun karena tubuh makin renta juga menua.
Aku ingin menjadi tempatnya pulang dan bersandar dan tempat saling menopang saat hidup sedang berat-beratnya atau pikiran sedang penat-penatnya, aku ingin menjadi tempat bagi diri nya untuk dapat berperilaku seperti anak kecil sesekali.
Aku ingin menjadi tempat, di mana pun ia berada. Dia akan selalu rindu akan sebuah peluk. Akan sebuah rumah.


Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer