Menjadi Ibu Online dan Offline
27 April 2017 ..
Hari dimana tak pernah terpikir oleh ama (saya membahasakan diri dipanggil Ama oleh anak saya-waktu itu masih calon anak) bertemu Haikal melalui proses persalinan caesar..
Namanya Haikal Muhammad Aldan.
Seperti orangtua mainstream lainnya, kami menyimpan banyak doa dan harapan dari panggilan.dari nama yang kami berikan..
Kami (saya dan suami) berharap kelak anak kami menjadi pemimpin yang bijaksana (minimal dalam memimpin dirinya sendiri) juga berpaket lengkap peniru Rasulullah Muhammad dalam kehidupan sehari-hari..Jadi seorang Ahlusunnah seperti Rasul..begitu kata baba nya (suami saya menyebut diri nya baba sebagai panggilan)..
Kembali ke persalinan..kenapa persalinana caesar yang saya pilih? Seperti banyak orang bilang, "anda belum menjadi ibu seutuhnya kalau belum melahirkan secara normal" .
Siapa bilang? Dengan melahirkan caesar, beberapa ibu ternyata juga merasakan meregang nyawa..hal itu yang baru kami ketahui di 26 April 2017..
Saat air ketuban mengalir deras tepat di minggu ke 39 usia Haikal dalam kandungan. Proses induksi selama 10 jam dijalani.berusaha disanggupi asalkan buah hati selamat tiba di dunia melalui proses persalinan normal. Hidup dan mati sangat dekat saat itu, begitu dekat..
Namun Allah memberi jalan untuk mengirim Haikal melalui proses caesar..
Kami haru sesudahnya..Jarang saya lihat suami yang tegas dan tegar meneteskan air mata seperti saat itu.
Berita bahagia ia kirimkan sana sini..ke sanak,saudara,rekan dan mungkin seluruh dunia ingin ia beritahu mengenai kelahiran Haikal..
Tak pernah sebelumnya ia bersikap begitu bahagia lalu berusaha meluapkan sana-sini.
"Biar banyak yang doain" .. begitu katanya.
Instagram, path ,whatsapp seperti memuat segala bahagia..Itu yang saya sering temui sana-sini..
Seperti memuat bahwa melahirkan itu mudah, sesudahnya tubuh mampu menghasilkan ASi melimpah ruah tanpa khawatir anak dehidrasi karana nya, tak ada anak sakit, tak ada anak banyak terbangun di malam hari, tak ada baby blues. Hidup seperti berjalan pada poros yang kita mau, itu yang saya baca dari berbagai posting di sosial media.
Dari sana saya belajar, apa yang ditampakkan manusia mungkin hanya bahagia nya.. hanya rasa syukur nya, luapan emosi gembira atas lahirnya buah hati.
Lupakan sejenak anak yang mendadak menangis, ibu baru yang kikuk dengan peran nya.
Konten sosial media itu perlu.. tetapi dibalik cerita bahagia itu, mungkin ada duka yang kita tidak tahu..
Berbahagia dan bersyukurlah.
Catatan ibu baru, 10 Mei 2017.
Hari dimana tak pernah terpikir oleh ama (saya membahasakan diri dipanggil Ama oleh anak saya-waktu itu masih calon anak) bertemu Haikal melalui proses persalinan caesar..
Namanya Haikal Muhammad Aldan.
Seperti orangtua mainstream lainnya, kami menyimpan banyak doa dan harapan dari panggilan.dari nama yang kami berikan..
Kami (saya dan suami) berharap kelak anak kami menjadi pemimpin yang bijaksana (minimal dalam memimpin dirinya sendiri) juga berpaket lengkap peniru Rasulullah Muhammad dalam kehidupan sehari-hari..Jadi seorang Ahlusunnah seperti Rasul..begitu kata baba nya (suami saya menyebut diri nya baba sebagai panggilan)..
Kembali ke persalinan..kenapa persalinana caesar yang saya pilih? Seperti banyak orang bilang, "anda belum menjadi ibu seutuhnya kalau belum melahirkan secara normal" .
Siapa bilang? Dengan melahirkan caesar, beberapa ibu ternyata juga merasakan meregang nyawa..hal itu yang baru kami ketahui di 26 April 2017..
Saat air ketuban mengalir deras tepat di minggu ke 39 usia Haikal dalam kandungan. Proses induksi selama 10 jam dijalani.berusaha disanggupi asalkan buah hati selamat tiba di dunia melalui proses persalinan normal. Hidup dan mati sangat dekat saat itu, begitu dekat..
Namun Allah memberi jalan untuk mengirim Haikal melalui proses caesar..
Kami haru sesudahnya..Jarang saya lihat suami yang tegas dan tegar meneteskan air mata seperti saat itu.
Berita bahagia ia kirimkan sana sini..ke sanak,saudara,rekan dan mungkin seluruh dunia ingin ia beritahu mengenai kelahiran Haikal..
Tak pernah sebelumnya ia bersikap begitu bahagia lalu berusaha meluapkan sana-sini.
"Biar banyak yang doain" .. begitu katanya.
Instagram, path ,whatsapp seperti memuat segala bahagia..Itu yang saya sering temui sana-sini..
Seperti memuat bahwa melahirkan itu mudah, sesudahnya tubuh mampu menghasilkan ASi melimpah ruah tanpa khawatir anak dehidrasi karana nya, tak ada anak sakit, tak ada anak banyak terbangun di malam hari, tak ada baby blues. Hidup seperti berjalan pada poros yang kita mau, itu yang saya baca dari berbagai posting di sosial media.
Dari sana saya belajar, apa yang ditampakkan manusia mungkin hanya bahagia nya.. hanya rasa syukur nya, luapan emosi gembira atas lahirnya buah hati.
Lupakan sejenak anak yang mendadak menangis, ibu baru yang kikuk dengan peran nya.
Konten sosial media itu perlu.. tetapi dibalik cerita bahagia itu, mungkin ada duka yang kita tidak tahu..
Berbahagia dan bersyukurlah.
Catatan ibu baru, 10 Mei 2017.
Komentar
Posting Komentar