How to Deal With Baby Blues

Buat ibu-ibu hamil, terutama hamil anak pertama.. Baby blues seringkali terlupakan bahkan kadang gak dikenali.

Punya bayi,terutama bagi pasangan yang sudah lama mengidam-idamkan kelahiran nya,tentu sangat membahagiakan. Tak heran yang terpikir hanya manis-manis nya saja seperti foto bayi yang lucu, aksesoris bayi yang menggemaskan, potret keluarga yang lengkap. Padahal mempelajari dan mempersiapkan diri untuk menghadapi baby blues pasca melahirkan juga perlu demi menjaga kewarasan ibu, keselamatan bayi dan kelanggengan rumah tangga pasca memiliki anak. (bukan, saya bukan sedang mengatakan bahwa punya bayi tidak menyenangkan)

Memang baby blues itu apasih?
Baby blues merupakan gangguan emosi yang biasa dialami oleh ibu pasca melahirkan.

Apasih penyebabnya? Cara mengatasi nya gimana?
Ini yang akan agak panjang kita bahas yah..

1. Pola istirahat ibu yang berubah
semenjak punya bayi, pola istirahat ibu, terutama tidur pasti berubah. Jam biologis bayi yang seringkali tidur di siang hari dan 'melek' dimalam hari seringkali membuat ibu mesti ikut-ikutan bergadang terutama menyusui dan menenangkan bayi yang menangis.
Coba untuk ikut tidur ketika bayi tidur untuk mempersiapkan fisik menemani bayi bergadang di malam hari,lupakan rumah yang berantakan,pekerjaan rumah yang belum selesai. Minta bantuan keluarga atau asisten bila perlu.

2. Fisik ibu belum benar-benar pulih pasca melahirkan
pasca melahirkan, ibu perlu waktu istirahat yang cukup untuk recover fisik dan energi yang hilang pasca melahirkan.Baik proses melahirkan spontan (saya lebih suka menyebutnya melahirkan spontan ketimbang melahirkan normal), maupun melahirkan secara SC.
Istirahatlah selagi bisa, saat ada tamu yang datang menjenguk tetapi fisik masih terlalu lelah, minta bantuan keluarga atau suami untuk menemani tamu katakan bahwa ibu sedang tidur dan butuh istirahat.

3. Ibu masih bingung akan apa yang diinginkan bayi
Bayi berkomunikasi dengan cara menangis. Seringkali ibu baru bingung, apa penyebab bayi menangis.
Belajar bersama suami untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan bayi. cek popok nya secara berkala, suhu ruangan terlalu panas atau terlalu dingin, pakaian yang tidak nyaman, haus dan lapar, perut kembung atau sakit yang dirasa serta mengantuk adalah penyebab umum bayi menangis. Tetap tenang dan jangan terbawa panik karena lambat laun ibu akan paham kebutuhan bayi walaupun hanya lewat tangisan.

4. ASI belum keluar
Setelah melahirkan, tidak melulu ASI ibu langsung keluar. Ada yang memerlukan 3 sampai 5 hari bahkan seminggu hingga ASI nya keluar sementara bayi kerap menangis ingin menyusu.
Tenang, bayi masih punya cadangan makanan hingga 3 hari walaupun belum mengkonsumsi ASI .. upayakan untuk mempelajari ASI bersama suami sejak hamil, agar tidak kaget dengan kondisi ASI yang masih sedikit di awal kelahiran bayi. Sering-sering susui bayi juga lakukan pompa ASI secara berkala untuk merangsang produksi ASI, bila perlu kunjungi konselor laktasi semenjak hamil atau jika mengalami kendala saat menyusui.

5. Belum paham cara merawat bayi
Sesuatu yang baru dalam kehidupan berupa kelahiran bayi tentu mengharuskan ibu baru untuk belajar cara merawat bayi seperti memandikan, mengganti popok,menggunting kuku,menyusui,menidurkan dan sebagainya. Ibu baru biasanya masih canggung untuk melakukan nya. Tangan yang masih kaku, gerak-gerik yang masih canggung dan takut salah wajar dialami semua ibu baru.. jangan ragu untuk meminta bantuan keluarga,tapi ingat untuk belajar meng-handle sendiri atau berdua suami sehingga tidak tergantung pada keluarga.

6. keluarga terlalu mengintervensi
Ibu baru yang masih serba canggung dalam mengurus bayi biasanya meminta bantuan keluarga. Tak jarang,justru keluarga mengintervensi terlalu jauh seperti ibu yang sering dianggap belum bisa menenangkan bayi sehingga perawatan bayi diambil alih sepenuhnya oleh keluarga, ibu dianggap tidak mampu memandikan bayi serta ASI yang sering dinilai tidak cukup untuk bayi sehingga keluarga memaksa ibu untuk memberi sufor saja untuk bayi.
Solusi nya, belajar bersama keluarga yang akan diminta bantuan setelah melahirkan seperti penting nya ASI bagi bayi, proses keluarnya ASI dan sebagainya lalu beri pengertian sejak dini bahwa ibu meminta tolong untuk diajari dan diberi kesempatan untuk merawat bayi serta yakinkan keluarga bahwa ibu BISA merawat bayi,jika perlu suami dapat membantu ibu untuk berkomunikasi pada keluarga.

7.Bayi sakit
Bayi baru lahir belum memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk melawan berbagai penyakit. Ada kala nya bayi baru lahir juga sakit. Penyakit yang umumnya ditemui pada bayi baru lahir adalah kolik atau gangguan pada pencernaan, dehidrasi, jaundice atau penyakit kuning. Selain itu, bayi yang lahir premature juga memerlukan perawatan intensif hingga kondisi bayi stabil.
Solusinya, pelajari sejak hamil penyakit yang biasa dijumpai pada bayi baru lahir dan berdoa untuk diberi kesehatan tidak hanya saat melahirkan juga pasca melahirkan. Konsultasikan ke dokter jika perlu dan tetap tenang .

8. Terlalu banyak mitos
sebagai ibu baru, wajar jika banyak hal yang belum dipahami mengenai dunia bayi dan tak jarang pula orang-orang di sekitar memberi saran yang hanya berdasarkan mitos dan 'katanya' yang belum teruji kebenaran nya. sebagai contoh, bayi yang cegukan ditempeli kertas di kening nya, ASI perahan ibu perlu dibuang karena berbahaya bagi bayi, atau bayi yang perlu dibedong kencang supaya kaki nya lurus.
Semua itu masih beredar di masyarakat dan ibu baru lagi-lagi mesti cerdas memilah mana yang benar atau sekedar mitos. Banyak belajar melalui media terpercaya dan konsultasi pada ahli kesehatan akan banyak membantu ibu.Jangan lupa komunikasikan secara baik-baik pada orang sekitar bahwa hal-hal tersebut hanya mitos.

9. Mom-shaming
Tidak sedikit ibu yang baru melahirkan mengalami mom-shaming. Perihal ibu yang dinilai tidak mampu melahirkan secara normal/spontan, badan ibu yang masih gemuk maupun badan ibu yang cepat kurus, bayi yang dinilai kecil, ASI yang sedikit, ibu yang dianggap banyak belum mengerti seringkali membuat ibu merasa bersalah.
Solusinya, siapkan hati dan telinga untuk mendengar ucapan-ucapan tersebut dan tak perlu dipikirkan berlarut-larut. Minta suami untuk meyakinkan ibu bahwa ibu bisa dan mampu melewati proses ini. Yakinlah bahwa ibu mampu belajar bukan untuk mejadi ibu yang sempurna tetapi ibu yang terbaik untuk bayi ibu.

10. Merasa sendiri
Seringkali ibu merasa sendiri dan tidak ada yang memahami kondisi yang sedang dialaminya. Tenang, banyak ibu baru mengalami hal serupa. Solusi nya, bergabunglah dengan komunitas ibu yang terpercaya seperti WAG @mamasenangsusunyabanyak, sering berkomunikasi dengan suami dan minta bantuan keluarga yang ibu percaya.

Yakinlah bahwa ibu mampu serta bisa melalui semua dengan baik dan selalu libatkan suami dalam kepengurusan bayi.
this too will pass .

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer